Objek Wisata Telaga Sarangan ( sumber : Magetan Kumandang ) |
Perjalanan dari Sarangan menuju Magetan kita disuguhi pemandangan alam persawahan yang sangat subur bak surganya petani Magetan, sawah yang hijau penuh dengan berbagai sayur mayur, ada wortel, kol, seledri, kentang, tomat, cabai, ubi dan lain-lain. Tak terlewatkan kebun Strabery yang bisa kita kunjungi untuk berfoto ria di area perkebunan yang indah sambil memetik buah straberry dan batang pohonya langsung, sensasi luar biasa.........wow....bikin betah berlama lama di area ini.
Kunjungan SBY beserta Ibu Ani di sentra industri sepatu Magetan |
Sesampai di Magetan kita bisa mampir di Jalan Sawo, ya jalan inilah sebagai pusatnya sentra kerajinan kulit di Magetan. Kita bisa berbelanja berbagai jenis kerajinan kulit dengan harga ditanggung tidak menguras kantong kita, dan yang lebih menjanjikan lagi produk kerajinan kulit asli Magetan ini dijamin kualitasnya, awet dan tahan lama. Terbukti tidak sedikit wisatawan sekembalinya dari Sarangan pasti menyempatkan mampir ke pusat oleh-oleh ini kerajinan khas Magetan ini.
Oh iya setelah puas dengan cerita daya tarik wisata dan pusat kerajinan yang ada di Magetan nampaknya Pemerintah Magetan beserta jajarannya belum puas dengan kondisi yang ada saat ini, berbagai inovasi daerah terus ditumbuh kembangkan sehingga menjadikan kabupaten ini tidak kalah perkembangannya dengan kabupaten lain. Berbagai even rutin terus digelar seperti kegiatan tahunan Gerebeg Suro, Pawai Budaya, pemilihan Dyah Bagus, Napak Tilas Ngunut Magetan dll.
Bahkan dalam rangka turut nguri-uri atau melestarikan tradisi leluhur tiga tahun terakhir pemerintah daerah yang dalam hal ini dimotori oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan kegiatan "Festival Musik Ledhug"
Gambar Ledhug
Sumber
: https://soloraya.com/2009/08/09/1194/
|
Alat untuk menumbuk itu adalah ledhug atau lesung, alat ini biasanya terbuat dari batang kayu menahun yang besar. yang dilubangi tengahnya untuk tempat menumbuk padi.
Dahulu kala sebelum ada mesin penggilingan padi yang canggih seperti sekarang ini masyarakat pedesaan Magetan menggunakan alat ini untuk menumbuk padi dan hasil tumbukan padinya digunakan untuk konsumsi sehari hari.
Tradisi tumbuk padi dengan menggunakan Ledhug
sumber: http://gunungkidulonline.com/tradisi-
gejog-lesung-yang-terancam-punah/
|
Suara dentuman atau bunyi ledhug yang saling bersahutan, bergantian lambat laun menjadikan ide kreatif menjadi bunyi bunyian yang indah dan bisa dinikmati bahkan dijadikan pengiring untuk menari dan bernyanyi sambil bekerja. Alunan lagu dan gending jawa mengiringi suara ledhug menjadikan kemeriahan dan menambah semangat bekerja sang penumbuk padi dengan ledhug. Singkat kata pekerjaan menjadi menarik dan tidak membosankan atau memberatkan. Dan yang lebih penting dari itu tradisi gotong royong, kerja sama, silahturahim tetap terjaga.
Namun lambat laun dengan kemajuan teknologi
yang begitu pesat, nampaknya kebiasaan atau tradisi ini mulai pudar dan tergantikan dengan mesin-mesin penggilingan padi yang modern dan super canggih. Hal ini sudah
barang tentu membuat masyarakat beralih menggunakan teknologi ini untuk
menumbuk padi menjadi beras. Di samping waktunya yang efisien, dari sisi kwalitas beras relatif bersih.
Namun di sisi lain ternyata penggunaan teknologi maju ini berdampak juga tergerusnya tradisi silahturahim
masyarakat lewat anjang sana dan gotong royong semisal tradisi kerja bareng menumbuk padi menggunakan ledhug tadi. Tentunya hal ini menjadi bahan pemikiran bersama bahwa disatu sisi kemajuan teknologi berdampak positif terhadap efektifitas dan efisiensi kerja masyarakan, namun disisi lain kemajuan teknologi berimplikasi negatif dengan semakin hilangnya tradisi masyarakat kita yang penuh dengan semangat kebersamaan, gotong royong dan kekeluargaan.
Kadis Kebudayaan dan Priwisata Siran mendampingi Bupati Magetan Sumantri
http://www.leonpulsapayment.com/2013/10/meriah-karnaval-
budaya-suguhkan-pesan.html
|
Kabar baik datang dari Pemerintah Magetan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dinakhodai oleh Siran. Nampaknya Siran tidak ingin berpangku tangan melihat penomena
ini' maka berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan tradisi itu diantaranya melalui pagelaran "Festifal Musik Ledhug" .
Ajang ini dimaksudkan untuk nguri uri tradisi leluhur yang adi luhung, selain yang tak kalah pentingnya menggali potensi wisata baru sebagi ikon dan daya tarik wisata potensial yang ada di Kabupaten Magetan disamping wisata alam yang sudah terkenal.
Ajang ini dimaksudkan untuk nguri uri tradisi leluhur yang adi luhung, selain yang tak kalah pentingnya menggali potensi wisata baru sebagi ikon dan daya tarik wisata potensial yang ada di Kabupaten Magetan disamping wisata alam yang sudah terkenal.
Festival Musik Ledhug ( sumber : Radar Madiun ) |
Tampilan salah satu peserta perwakilan kecamatan ( sumber : Radar Madiun ) |
Perwakilan pelajar salah satu sekolah ( sumber : Pemda Magetan ) |
Penulis berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tahunan dan diajadikan program prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah khususnya dari sektor pariwisata unggulan. Penulis beranggapan bahwa tradisi leluhur yang adi luhung merupakan aset kekayaan budaya bangsa yang patut dilestarikan. Dengan kreativitas dan inovasi daerah, maka kekayaan budaya dan tradisi leluhur kita dapat dikemas menjadi potensi wisata yang sangan potensial apabila kita semua mampu mengembangkan dan melestarikannya. Dan ini merupakan aset Untuk Indonesia.
Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku
2 comments:
izin copy tuk referensi RPP berbasis Budaya P. Seno Makasih Guru Mulia karena Karya
Bagaimana gambaran tentang keindahan alam Magetan, terutama Telaga Sarangan, dan industri kulitnya? Regard Telkom University
Post a Comment