Festival "Musik Ledhug", Upaya Melestarikan Tradisi Leluhur Warga Magetan

Objek Wisata Telaga Sarangan ( sumber : Magetan Kumandang )
Untuk Indonesia, Magetan adalah salah satu kabupaten kecil di wilayah Jawa Timur bagian barat, kota ini identik dengan keindahan alam dan industri kulitnya. Hal ini tak terlepas dari keberadaan Telaga Sarangan yang terkenal keindahannya sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik atau manca negara. Panorama alam telaga sarangan mampu menghipnotis pengunjungnya disebabkan udara yang segar dan relatif sejuk. Belum lagi suara teriakan pengguna jasa speedboat yang hilir mudik menerjang gelombang air telaga menambah sensasi tersendiri yang luar biasa. Kenangan indah yang tak akan terlupakan oleh setiap pengunjungnya, Kuda-kuda tunggangan siap mengantarkan wisatawan  mengelilingi telaga yang berjarak kurang lebih 3 km, tentunya sangat menyesal kalau terlewatkan. Sepanjang perjalanan mengelilingi telaga kita dapat menikmati indahnya alam sarangan sambil mencium harumnya bau sate kelinci yang dijajakan oleh pedagang disepanjang bibir Telaga Sarangan, sungguh sate kelinci ikon Sarangan yang layak untuk dinikmati sebagai kuliner khas Sarangan.
Perjalanan dari Sarangan menuju Magetan kita disuguhi pemandangan alam persawahan yang sangat subur bak surganya petani Magetan, sawah yang hijau penuh dengan berbagai sayur mayur, ada wortel, kol, seledri, kentang, tomat, cabai, ubi dan lain-lain. Tak terlewatkan kebun Strabery yang bisa kita kunjungi untuk berfoto ria di area perkebunan yang indah sambil memetik buah straberry dan batang pohonya langsung, sensasi luar biasa.........wow....bikin betah berlama lama di area ini.
Kunjungan SBY beserta Ibu Ani di sentra industri sepatu Magetan
Sesampai di Magetan kita bisa mampir di Jalan Sawo, ya jalan inilah sebagai pusatnya sentra kerajinan kulit di Magetan. Kita bisa berbelanja berbagai jenis kerajinan kulit dengan harga ditanggung tidak menguras kantong kita, dan yang lebih menjanjikan lagi produk kerajinan kulit asli Magetan ini dijamin kualitasnya, awet dan tahan lama. Terbukti tidak sedikit wisatawan sekembalinya dari Sarangan pasti menyempatkan mampir ke pusat oleh-oleh ini kerajinan khas Magetan ini.
Oh iya setelah puas dengan cerita daya tarik wisata dan pusat kerajinan yang ada di Magetan nampaknya Pemerintah Magetan beserta jajarannya  belum puas dengan kondisi yang ada saat ini, berbagai  inovasi daerah terus ditumbuh kembangkan sehingga menjadikan kabupaten ini tidak kalah perkembangannya dengan kabupaten lain. Berbagai even rutin terus digelar seperti kegiatan tahunan Gerebeg Suro, Pawai Budaya, pemilihan Dyah Bagus, Napak Tilas Ngunut Magetan dll.
Bahkan dalam rangka turut nguri-uri atau melestarikan tradisi leluhur tiga tahun terakhir pemerintah daerah yang dalam hal ini dimotori oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan kegiatan "Festival Musik Ledhug"

Gambar Ledhug
Sumber : https://soloraya.com/2009/08/09/1194/
Inovasi daerah ini sangat menarik dan patut mendapat apresiasi masyarakat luas, karena kepedulian pemerntah dalam melestarikan tradisi leluhur, tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Magetan utamanya yang tinggal dikawasan pedesaan dalam menyiapkan bahan makanan pokok untuk konsumsi sehari hari yaitu dengan menumbuk padi hasil panenan untuk diolah jadi beras sehingga bisa di tanak.
Alat untuk menumbuk itu adalah ledhug atau lesung, alat ini biasanya terbuat dari batang kayu menahun yang besar. yang dilubangi tengahnya untuk tempat menumbuk padi.
Dahulu kala sebelum ada mesin penggilingan padi yang canggih seperti sekarang ini masyarakat pedesaan Magetan menggunakan alat ini untuk menumbuk padi dan hasil tumbukan padinya digunakan untuk konsumsi sehari hari.

 Tradisi tumbuk padi dengan menggunakan Ledhug
sumber: http://gunungkidulonline.com/tradisi-
              gejog-lesung-yang-terancam-punah/
Untuk menumbuk padi biasanya masyarakat melakukannya dengan bergotong royong bersama anggota keluarga dan kerabat atau bahkan dengan tetangga terdekat. Sehingga pekerjaan yang sebenarnya sangat berat ini menjadi lebih ringan karena dilakukan bersama sama. Bahkan karena seringnya kegiatan atau pekerjaan ini dilakukan maka kegiatan ini dapat menjadi ajang silahturahim dan ajang bercengkerama bersama sama. 
Suara dentuman atau bunyi ledhug yang saling bersahutan, bergantian lambat laun menjadikan ide kreatif menjadi bunyi bunyian yang indah dan bisa dinikmati bahkan dijadikan pengiring untuk menari dan bernyanyi sambil bekerja. Alunan lagu dan gending jawa mengiringi suara ledhug menjadikan kemeriahan dan menambah semangat bekerja sang penumbuk padi dengan ledhug. Singkat kata pekerjaan menjadi menarik dan tidak membosankan atau memberatkan. Dan yang lebih penting dari itu tradisi gotong royong, kerja sama, silahturahim tetap terjaga.

Namun lambat laun dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, nampaknya kebiasaan atau tradisi ini mulai pudar dan tergantikan dengan mesin-mesin penggilingan padi yang modern dan super canggih. Hal ini sudah barang tentu membuat masyarakat beralih menggunakan teknologi ini untuk menumbuk padi menjadi beras. Di samping waktunya yang efisien, dari sisi kwalitas beras relatif bersih. Namun di sisi lain ternyata  penggunaan teknologi maju ini berdampak juga tergerusnya tradisi silahturahim masyarakat lewat anjang sana dan gotong royong semisal tradisi kerja bareng menumbuk padi menggunakan ledhug tadi. Tentunya hal ini menjadi bahan pemikiran bersama bahwa disatu sisi kemajuan teknologi berdampak positif terhadap efektifitas dan efisiensi kerja masyarakan, namun disisi lain kemajuan teknologi berimplikasi negatif dengan semakin hilangnya   tradisi masyarakat kita yang penuh dengan semangat kebersamaan, gotong royong dan kekeluargaan.

 Kadis Kebudayaan dan Priwisata Siran mendampingi Bupati Magetan Sumantri
http://www.leonpulsapayment.com/2013/10/meriah-karnaval-
budaya-suguhkan-pesan.html
Kabar baik datang dari Pemerintah Magetan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dinakhodai oleh  Siran. Nampaknya Siran tidak ingin berpangku tangan melihat penomena ini' maka berbagai upaya dilakukan untuk  melestarikan tradisi itu diantaranya melalui pagelaran "Festifal Musik Ledhug" . 
Ajang ini dimaksudkan untuk nguri uri tradisi leluhur yang adi luhung, selain yang tak kalah pentingnya menggali potensi wisata baru sebagi ikon dan daya tarik wisata potensial yang ada di Kabupaten Magetan disamping wisata alam yang sudah terkenal.
Festival Musik Ledhug ( sumber : Radar Madiun )
Lewat rintisan Siran selaku pucuk pimpinan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dengan mendapat dukungan Bupati Sumantri beserta jajaran pemerintahan dibawahnya di gelar kegiatan "Festival Musik Ledhug". Kegiatan ini melibatkan pelajar-pelajar se-Kabupaten Magetan yang mewakili sekolahnya, tak terkecuali masyarakat umum yang mewakili masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan. Berbagai atraksi dan penampilan disuguhkan oleh masing-masing penampil. Sungguh suatu even yang sangat luar biasa, berbagai bentuk ledhug dan sajian koreografer ditampilkan. Berbagai jenis tari dan lagu-lagu atau nyanyian serta gending-gendhing mengiringi tampilan masing masing perwakilan. 
Tampilan salah satu peserta perwakilan kecamatan
( sumber : Radar Madiun )
Para penikmat seni terhibur dengan acara pentas yang disuguhkan, belum lagi perpaduan antara suara ledhug dipadukan dengan berbagai alat seni baik tradisionil maupun modern menjadikan perpaduan suara musik yang penuh harmoni.
Perwakilan   pelajar salah satu sekolah
 ( sumber : Pemda Magetan )
Ribuan pengunjung dari berbagai penjuru Indonesia memadati pagelaran ini, rata rata mengungkapkan kekaguman dan kepuasannya menyaksikan pagelan ini. 
Penulis berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tahunan dan diajadikan program prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah khususnya dari sektor pariwisata unggulan. Penulis beranggapan  bahwa tradisi leluhur yang adi luhung merupakan aset kekayaan budaya bangsa yang patut dilestarikan. Dengan kreativitas dan inovasi daerah, maka kekayaan budaya dan tradisi leluhur kita dapat dikemas menjadi potensi wisata yang sangan potensial apabila kita semua mampu mengembangkan dan melestarikannya. Dan ini merupakan aset Untuk Indonesia.


Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku

 


2 comments:

Unknown said...

izin copy tuk referensi RPP berbasis Budaya P. Seno Makasih Guru Mulia karena Karya

Telkom University said...

Bagaimana gambaran tentang keindahan alam Magetan, terutama Telaga Sarangan, dan industri kulitnya? Regard Telkom University