"Pak Guru" (sumber :http://hanaraihanastory.blogspot.com/2011_05_01_archive.html |
Kenapa ini menggelitik untuk saya tulis karena rasanya berat mengemban amanah dan terasa amat berat tatkala orang-orang disekelilingku memberikan label itu kepadaku. Kenapa ini semua harus aku ungkapkan, jawabnya tidak lain dan tidak bukan, karena sebutan guru itu merupakan sesuatu yang menurutku sebutan terhormat bagi orang-orang yang benar-benar menjdi sosok panutan, yang cocok untuk diguru dan ditiru, sosok yang dalam setiap tindak tanduk dan aktifitasnya mencerminkan sebuah profesi mulia yang tidak semua orang mampu mengembannya.
Dalam undang-undang tentang guru telah jelas tertuang bahwa guru adalah jabatan profesional yang dapat dimiliki oleh orang-orang dengan persyaratan yang tidak mudah karena harus memiliki 4 kompetensi: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogis, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Ya itulah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Yang jadi pertanyaan dalam benakku, apakah 4 kompetensi itu benar-benar sudah ada pada diriku tentu jawabnya tidak sekedar sebuah kata yang keluar dari mulutku "ada" . Tentu sangat tidak bijaksana kalau pertanyaan itu aku sendiri yang menjawabnya, sementara orang lain tidak memberikan penilaian dan apresiasi yang berimbang tentang pertanyaan itu.
Hari demi hari pertanyaan itu ingin aku sampaikan kepada orang-orang disekelilingku, dikeluargaku, di kantor tempat kerjaku, di lingkungan tempat tinggalku, bahkan semua orang-orang yang mengenalku. Kadang ada keraguaan yang menghinggapi benakku, keyakinan yang ada dalam diriku seakan berubah menjadi rasa keraguan bahkan ketidakpercayaan. Melihat dan menyadari betapa banyaknya kekurangan dan ketidak sempurnaan yang aku miliki rasanya panggilan itu belumlah pantas aku sandang.
Sebagai orang tua aku belumlah menjadi orang tua yang menjadi pelindung dan teladan yang baik bagi keluargaku, sebagai guru di hadapan murid-muridku aku belum menyampaikan pelajaran serta belum mendidik dan membimbing murid-muridku dengan benar, sebagai teman dan kawan aku belumlah benar-benar menjadi kawan atau teman yang mampu memberikan motivasi dan inpirasi bagi teman-temanku untuk berkarya dan bekerja dengan ikhlas demi pengabdian untuk nusa dan bangsa, sedangkan di lingkungan masyarakat tempatku tinggal belumlah banyak peran serta yang aku berikan untuk memberikan keteladanan dan ketokohan dilingkungan yang serba majemuk.
Singkatnya, meski ada ungkapan dari William Shakespeare yang mengatakan 'apalah artinya sebuah nama.' namun bagiku tidak demikian halnya, nama adalah sesuatu yang bermakna, karena dalam agama dikatakan nama adalah doa, pun dengan panggilan "Pak Guru" yang sekarang melekat di depan namaku.
Dalam undang-undang tentang guru telah jelas tertuang bahwa guru adalah jabatan profesional yang dapat dimiliki oleh orang-orang dengan persyaratan yang tidak mudah karena harus memiliki 4 kompetensi: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogis, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Ya itulah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Yang jadi pertanyaan dalam benakku, apakah 4 kompetensi itu benar-benar sudah ada pada diriku tentu jawabnya tidak sekedar sebuah kata yang keluar dari mulutku "ada" . Tentu sangat tidak bijaksana kalau pertanyaan itu aku sendiri yang menjawabnya, sementara orang lain tidak memberikan penilaian dan apresiasi yang berimbang tentang pertanyaan itu.
Hari demi hari pertanyaan itu ingin aku sampaikan kepada orang-orang disekelilingku, dikeluargaku, di kantor tempat kerjaku, di lingkungan tempat tinggalku, bahkan semua orang-orang yang mengenalku. Kadang ada keraguaan yang menghinggapi benakku, keyakinan yang ada dalam diriku seakan berubah menjadi rasa keraguan bahkan ketidakpercayaan. Melihat dan menyadari betapa banyaknya kekurangan dan ketidak sempurnaan yang aku miliki rasanya panggilan itu belumlah pantas aku sandang.
Sebagai orang tua aku belumlah menjadi orang tua yang menjadi pelindung dan teladan yang baik bagi keluargaku, sebagai guru di hadapan murid-muridku aku belum menyampaikan pelajaran serta belum mendidik dan membimbing murid-muridku dengan benar, sebagai teman dan kawan aku belumlah benar-benar menjadi kawan atau teman yang mampu memberikan motivasi dan inpirasi bagi teman-temanku untuk berkarya dan bekerja dengan ikhlas demi pengabdian untuk nusa dan bangsa, sedangkan di lingkungan masyarakat tempatku tinggal belumlah banyak peran serta yang aku berikan untuk memberikan keteladanan dan ketokohan dilingkungan yang serba majemuk.
Singkatnya, meski ada ungkapan dari William Shakespeare yang mengatakan 'apalah artinya sebuah nama.' namun bagiku tidak demikian halnya, nama adalah sesuatu yang bermakna, karena dalam agama dikatakan nama adalah doa, pun dengan panggilan "Pak Guru" yang sekarang melekat di depan namaku.
Diakhir coretannku aku hanya berharap Tuhan Yang Maha Esa mau memberikan ampunan atas ketidakpantasanku memakai panggilan itu, semoga Tuhan senantiasa memberikan kesempatan pada diriku untuk tetap berusaha memperbaiki diri, memberikan ruang waktu pada langkahku dalam berperikalu dan bertutur. Di lingkungan, dikantor, pada orang-orang disekelilingku, keluargaku, muridku, temanku, sudilah kiranya berbaik sangka dengan tetap memberikan kesempatan berupa masukan, kritik dan saran untuk diriku, sehingga dengan semuanya aku berharap semakin menjadikan aku pribadi yang mantab dan teguh dalam mengemban amanat menyandan label atau nama panggilan "Pak Guru" atau "Pak Guru Seno". amin....allohumma amin.
Indonesia Terdidik TIK (sumber : http://indonesiaterdidiktik.org/)http://indonesiaterdidiktik.org/ |